aku-tu hanyar bisa ba-ulah, jangan heran !

blog kampungan / wong ndeso

Selasa, 19 November 2013

7 Kriteria Pewaris Surga Firdaus ( Ciri-ciri Pewaris Surga ) Tafsir | Al-Mu'minuun 1-11


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ -١- الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ -٢- وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ -٣- وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ -٤- وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ -٥- إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ -٦- فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ -٧- وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ -٨- وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ -٩- أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ -١٠- الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ -١١- Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluan-nya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Mu’minuun 1-11) Tafsir Ibnu Abbas Sesungguhnya beruntunglah orang-orang Mukmin. Qad aflahal mu’minuun (sesungguhnya beruntunglah orang-orang Mukmin), yakni sungguh sukses, selamat, dan berbahagialah orang-orang yang bertauhid dengan mengesakan Allah Ta‘ala. Mereka adalah orang-orang yang akan mewarisi surga, sedangkan orang-orang kafir tidak. Menurut yang lain, sungguh sukses dan selamatlah orang-orang Mukmin yang benar dalam keimanannya. Lafazh al-falaah (keberuntungan) menyiratkan dua hal, yakni: keselamatan dan kelanggengan. Selanjutnya Allah Ta‘ala Menerangkan sifat orang-orang Mukmin yang beruntung itu dengan Firman-Nya: (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi‘uun ([yaitu] orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya), yakni orang-orang yang merendahkan diri, tawaduk, tidak melirik ke kanan dan kiri, dan tidak pula meninggikan tangan mereka (mengangkat kedua sikut) dalam shalat. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna, Wal ladziina hum ‘anil laghwi mu‘ridluun (dan orang-orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna), yakni orang-orang yang meninggalkan kebatilan dan sumpah yang tak perlu. dan orang-orang yang menunaikan zakat, Wal ladziina hum liz zakaati faa‘iluun (dan orang-orang yang menunaikan zakat), yakni menunaikan zakat harta mereka. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Wal ladziina hum li furuujihim haafizhuun (dan orang-orang yang menjaga kemaluannya), yakni menjaga kemaluannya dari hal-hal yang haram. kecuali terhadap istri-istri mereka atau (budak-budak) yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka itu tiada tercela. Illaa ‘alaa azwaajihim (kecuali terhadap istri-istri mereka), yakni empat orang istri. Au maa malakat aimaanuhum (atau [budak-budak] yang mereka miliki), dalam jumlah yang tidak terbatas. Fa innahum ghairu maluumiin (maka sesungguhnya mereka itu tiada tercela), yakni halal. Barangsiapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Fa manibtaghaa waraa-a dzaalika (barangsiapa mencari di balik itu), yakni barangsiapa mencari cara selain cara yang halal. Fa ulaa-ika humul ‘aaduun (maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas), yakni orang-orang yang melanggar halal dan mengerjakan yang haram. Dan orang-orang yang memelihara terhadap amanat-amanat dan janjinya, Wal ladziina hum li amaanaatihim (dan orang-orang yang terhadap amanat-amanat), yakni terhadap perkara-perkara yang diamanatkan kepada mereka, seperti shaum, wudu, mandi janabat, titipan, dan sebagainya. Wa ‘ahdihim (dan janjinya), baik terhadap Allah Ta‘ala maupun terhadap sesama manusia. Raa‘uun (memelihara), yakni menjaganya dengan cara menunaikannya. dan orang-orang yang senantiasa memelihara shalatnya. Wal ladziina hum ‘alaa shalawaatihim yuhaafizhuun (dan orang-orang yang senantiasa memelihara shalatnya), yakni senantiasa menunaikan shalat pada waktunya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, Ulaa-ika (mereka itulah), yakni si pemilik sifat-sifat tersebut. Humul waaritsuun (orang-orang yang akan mewarisi), yakni orang-orang yang akan menghuni. (Yaitu) orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. Alladziina yaritsuuna ([yaitu] orang-orang yang akan mewarisi), yakni yang akan menghuni. Al-firdausa (surga Firdaus), yakni istana-istana ar-Rahman. Dalam bahasa Romawi, Firdaus berarti taman. Hum fiihaa khaaliduun (mereka langgeng di dalamnya), yakni mereka kekal di dalam surga, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah dikeluarkan darinya. Sumber : Al-Qur’an dan Tafsir Ibnu Abbas digital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar